Kamis, 10 November 2011

Ku sangat merindukannya…sungguh..maafkan aku telah lama tidak pernah berkunjung…ibu…aku rindu. Detik-demi detik terasa berat, namun waktu terasa cepat berlalu. Baru kemarinku merasakan kebersamaan. Baru kemarin ku bisa melihat canda tawa dari raut mukanya. Tak ada yang salah darinya. Ia begitu lugu dan polosnya, tersenyum kepdaku, meski kadang ku merasa tak pantas lagi di manja seperti saudaraku yang lain. Aku sudah dewasa”pikirku”. Namun semuanya omong kosong… malah diriku yang merasa kurang akan kasih sayangnya. Jejak ku di tanah metropolitan telah lama ku telususri, selama 4 tahun lamanya ku tak pernah menampakkan diri ke kampong halaman, meski itu hari libur ataupun hari tak ada kegiatan. Aku di sibukkan dengan organisasi. Seakan-akan setiap harinya diriku selalu dalam suasana kekeluargaan meski diriku tak pernah pulang ke kampong halaman. Hal biasa selalu berkumpul bersama teman-teman. Setiap harinya tanpa ada kesedihan sedikit pun. Diriku merasa nyaman, di lingkungan organisasi yang ku geluti. Tiap selesai kuliah, aku tak langsung pulang ke kost. Pasti ku singgah ke seckret melihat-lihat situasi dan menyapa setiap teman-teman yang datang. Tak ada bedanya dengan pagar ayu di acara pengantin. Tapi bagi ku dan teman-teman, hal itu sah-sah saja. Ibu…maafkan aku, aku meninggalkanmu saat kau sedang mengunjungiku. K tinggal kau di dalam kamarku selama berjam-jam. Hanya karena mengejar deadline untuk rapat yang di lakukan di organisi tempatku berkiprah. Selama engkau datang pada hari jumat sore, aku mendapatimu di dekat jalan raya. Dengan bekal handphone ku hubungi engkau dan mengantarkanmu ke kamar kost ku. Beberapa jam kemudian aku keluar ke secret organisasiku. Meninggalkannmu dengan menyimpan laptop supaya engkau tak kesunyian. Hingga nantinya ku kembali beberapa jam selanjutnya. Kenapa saat sibuk-sibuknya diriku di organisasi harus ku tinggalkan di kesendirian mu. Ku pergi ke rumah temanku print tanpa berpikir engkau sedang ku tinggal di kamarku. Di mana saat sendiri sangat terasa.. Besoknya begitu, hingga sore pun berlanjut. Aku tak pernah pikirkan kesendirian mu dalam kamarku. Baru setelah engkau pergi ke jayapura, barulah terasa kesendirianku… tuhan ……hanya Karena posisiku di organisasi hingga harus ku tinggalkan dirinya seorang diri dalam kamar. Apakah setega itukah diriku. Karena organisasi ku lupa diriku bahwa ibuku di sini. Saat adekku ke sini, aku tak pernah sadar bahwa ia belum makan..Tuhan,,,maafkan aku, aku khilaf…dalampikiranku hnaya ada organisasi ku.. jika hari ini adalah hari pahlawan...namun bagiku adalah hari pahlawan untuk ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar